riwayat hidup Al-Farabi.
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Filsafat itu menyelidiki ,membahas, serta
memikirkan seluruh alam kenyataan dan menyelidiki bagaimana hubungan
kenyataan satu sama lain jadi ia memandang satu kesatuan yang belum di
pecah-pecah serta pembahasan secara keseluruhan, sedangkan ilmu lain itu
hanya menyelidiki sebagian saja dari alam maujud ini.
Ketika mempelajari filsafat islam kita juga akan mempelajari beberapa tokoh filosof muslim beserta pemikiranya.
Dalam makalah ini kita akan membahas
salah satu dari filosof muslim yakni Al- Farabi beserta karya-karyanya
dan cara berfilsafatnya.
B. Rumusan Masalah
- a. Bagaimana biografi al- farabi ?
- b. Apa saja di antara karya-karyanya al- farabi ?
- c. Bagaimana metafisika al- farabi ?
C. Tujuan Penulisan
- Untuk mengetahui biografi al- farabi
- Ntuk mengetahui metafisika al- farabi
- Untuk mengetahui filsafat kenabian al- farabi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi
Nama lengkapnya adalah Abu Nashr Muhammad
ibn Muhammad ibn Tarkhan ibn Auzalaqoh dikalangan orang-orang latin
abad tengah, Al- Farabi lebih dikenal dengan Abu Nashr, ia lahir di
wasij, distrik farab ( sekarang dikenal dengan kota attar )ayahnya
seorang jendral berkebangsaan persia dan ibunya berkebangsaan turki.
Pada waktu mudanya, Al- Farabi pernah
belajar bahasa dan satra di bagdad kepada abu bakar Al- Saraj serta
logika dan filsafat kepada Abu Bisyar Mattitus ibn Yunus Al- Daulah Al-
Hamdan pada tahun 330 H (945 M ), ia pindah kedamaskus dan berkenalan
dengan Saif Hamdani, dan sultan ini memberi kedudukan pada al- farabi
sebagai seorang ulama istana, tapi Al- Farabi lebih memilih hidup
sederhana( zuhud )dan tidak tertarik dengan kemewahan dan kekayaan, pada
bulan desember 950 M, al- farabi meninggal di damaskus dalam usia 80
thn.
Al- Farabi yang di kenal sebagai filsof
islam terbesar memiliki keahlian dalam bidang keilmuan dan memandang
filsafat secara utuh dan menyeluruh serta mengupasnya dengan sempurna,
sehingga filsuf yang datang sesudahnya seperti ibnu Sina dan ibn Rusyd
banyak mengambil dan mengupas sistem filsafatnya.
B. Karya-karya
Karya-karya al-farabi di antaranya :
a. Syuruh risalah zaimun al- kabir al- yunani
b. Al- ta’liqot
c. Risalah fima yajibu ma’rifat qobla ta’alumi al- filsafat
d. Kitab Tahshil Al- Sa’adah,dll
C. Filsafatnya
a. Metafisika
Adapun masalah ketuhanan Al- Farabi
menggunakan pemikiran Aristoteles dan Neo- Platonisme yakni al- wujud
al- awal sebagai sebab pertama segala yang ada, konsep ini tidak
bertentangan dengan keesaan dalam ajaran islam. dalam pembuktian adanya
tuhan al- farabi mengemukakan dalil wajib al- wujud dan mumkin al-
wujud. Menurutnya saegala yang ada ini hanya dua kemungkinan dan tidak
ada alternatif yang ke-3.
wajib al- wujud adalah wujudnya tidak
boleh tidak ada, ada dengan sendirinya, esensi dan wujudnya adalah sama
dan satu, ia adalah yang sempurna selamanya dan tidak didahului oleh
tiada. Jika wujud ini tidak ada maka akan timbul kemustahilan, karena
wujud lain untuk adanya tergantung kepadanya inilah yang disebut tuhan.
Sedangkan mumkin al- wujud adalah sesuatu
yang sama antara wujud dan tidaknya mumkin adalah wujud tidak akan
berubah menjadi wujud aktual tanpa adanya wujud yang menguatkan dan yang
menguatkan itu bukan dirinya tapi wajib al wujud, walaupun demikian
mustahil terjadi daur dan tasalsul (processus in infinitum) karena
rentetan sebab akibat itu akan berakhir pada wajib al- wujud.
Tentang sifat tuhan Al- Farabi sejalan
dengan paham mu’tazilah yakni sifat tuhan tidak berbeda dengan
subtansi-Nya,orang boleh saja menyebut asma Al-Husna sebanyak yang dia
ketahui, tapi nama tersebut tidak menunjukkan adanya bagian-bagian pada
dzat tuhan atau sifat-sifat yang berbeda dari dzat-Nya. bagi Al- Farabi,
tuhan adalah ‘aql murni ia esa adanya dan yang menjadi obyek
pemikiran-Nya hanya subtansi-Nya saja.ia tidak memerlukan sesuatu yang
lain untuk memikirkan subtansi-Nya, jadi tuhan adalah ‘aql, aqil, dan
ma’qul.tuhan juga maha tahu, jadi tuhan adalah mengetahui dan subtansi
yang diketahui (ilm,’alim,dan ma’lum).
Tentang ilmu tuhan pemikiran Al- Farabi
terpengaruh oleh aristoteles dengan mengatakan bahwa tuhan tidak
mengetahui dan memikirkan alam, pemikiran ini dikembangkan oleh Al-
Farabi dengan mengatakan bahwa tuhan tidak mengetahui byang juziyyah
maksudnya pengetahuan Tuhan tentang yang rinci tidak sama dengan
pengetahuan manusia, tuhan sebagai aql hanya dapat menangkap yang
universal, sedangkan untuk mengetahui yang juz’i hanya dapat di tangkap
dengan panca indra, karena itu pengetahuannya tentang juz’i tidak secara
langsung, melainkan ia sebagai sebab bagi yang juz’i. Tentang
penciptaan alam Al- Farabi mengatakan bahwa tuhan menciptakan sesuatu
dari bahan yang sudah ada secara pancaran tuhan menciptakan alam
semenjak azali engan materi alam berasal dari energi yang qodim
sedangkan susunan materi yang menjadi alam baru, karena itu, menurut
filsuf kun tuhan yang termaktub dalam al qur’an di tunjukan kepada syai’
bukan kepada la syai’
b. Kenabian
Adapun teori kenabian yang diajukan Al-
Farabi di motivisir pemikiran filosifis pada masalnya ia mengingkari
eksistensi kenabian oleh Ahmad ibn Ishaq Al- Rowandi yang berkebangsaan
yahudi dan abu bakar muhammad ibn zakaria al- Rozi menurut mereka para
filsuf berkemampuan untuk mengadakan komunikasi dengan aql fa’al,
Menurut Al- Farabi, manusia dapat berhubungan dengan aql fa’al melalui 2
cara, yakni penalaran atau renungan pemikiran dan imaginasi atau
intvisi (ilham), cara pertama hanya dapat dilakukan oleh pribadi
–pribadi pilihan yang dapat menembus alam materi untuk dapat mencapai
cahaya ketuhanan, sedangkan dengan cara ke dua hanya dapat dilakukan
oleh para nabi.perbedaan antara kedua cara tersebut hanya pada
tingkatanya dan tidak mengenai esensinya.
Ciri khas seorang nabi bagi Al- Farabi
adalah yang mempunyai daya imaginasi yang kuat dimana obyek indrawi dari
luar tidak dapat mempengaruhinya, ketika ia berhubungan dengan aql
fa’al ia dapat menerima isi dan kebenaran, kebenaran dalam bentuk wahyu.
Wahyu adalah limpahan dari tuhan melalui aql fa’al yang dalam
penjelasan Al- Farabi adalah malaikat jibril. dapatnya nabi berhubungan
langsung dengan ‘aql fa’al (yang dalam penjelasan Al- Farabi adalah
jibril)tanpa latihan, karena Allah menganugrahinya akal yang mempunyai
kekuatan suci dengan daya tangkap yang luar biasa yang diberi nama hads.
Sedangkan filsuf dapat berhubungan dengan tuhan melalui akal mustafad
(perolehan) yang telah terlatih dan kuat daya tangkapnya sehingga dapat
menangkap hal-hal yang bersifat abstrak murni dari akal. Dengan demikian
dapat dikatakan filsuf tidak sejajar tingkatannya dengan nabi.
Karena nabi dan filsuf sama-sama dapat
berhudungan dengan akal 10(malaikat jibril), maka antara wahyu dan
filsafat tidak dapat bertentangan. Adapun mu’jizat sebagai bukti
kebenaran, menurut Al- Farabi, dapat saja terjadi dan tidak bertentangan
dengan hukum alam, karena sumber hukum alam dan mu’jizat sama-sama
berasal dari akal 10.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Nama lengkap Al- Farabi adalah Abu
Nashr Muhammad ibn Muhammad ibn Tarkhan ibn Auzalagh, lahir di wasij,
distrik Farab.(sekarang di kenal dengan kota atrar) turkistan ayahnya
berkebangsaan persia dan ibunya berkebangsaan turki
2. Diantara karya-karya al- farabi adalah
syuruh risalah zainun al- kabir al- yunani, al- ta’liqot, risalah fima
yajibu ma’rifat qobla ta’alumi al falsafah.
3. Masalah ketuhanan Al- Farabi
menggunakan pemikiran aristoteles dan neo- platonisme yakni al- maujud
al- awwal dengan mengemukakan dalil waib al- wujud dan mumkin al-wujud.
* tentang sifat tuhan Al- Farabi sejalan dengan paham mu’tazilah yakni sifat tuhan tidak berbeda dengan subtansi-Nya.
* Tentang ilmu tuhan , pemikiran Al-
Farabi terpengaruh oleh aristoteles yang mengatakan bahwa tuhan tidak
mengetahui dan memikirkan alam kemudian dikembangkan oleh Al- Farab
5. Ciri khas seorang nabi menurut
Al-Farabi adalah mempunyai dengan imaginasi yang kuat yang mana obyek
indrawi dari luar tidak dapat mempengaruhi.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Nasution Hasyim Syah, M.A. 1998. Filsafat Islam. Jakarta : Gaya Media Pratama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar